ARAH PERGERAKAN MAHASISWA DI ERA DUNIA DATAR

Teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
Mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat dari kemiskinan!
Mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi!
Adalah tiga kalimat pembuka dari diskusi yang saya sampaikan, ketika diminta mengisi acara halal bihalal KAMMI Pusat, sekaligus launching KAMMI Online di Senayan, Jakarta, pada hari Sabtu, 18 Oktober 2008. Kebetulan acara ini juga dihadiri pengurus berbagai organisasi mahasiswa lain. Jadi saya gunakan kesempatan ini untuk melakukan diskusi, kritik dan sekaligus membuka wacana teman-teman mahasiswa aktifis organisasi pergerakan mahasiswa bahwa era sudah berubah.
Perlu kita pahami bersama bahwa masyarakat sudah sangat resistence dengan teriakan-teriakan idealis tanpa pelaksanaan yang sering mahasiswa lakukan. Rakyat perlu teladan, rakyat perlu studi kasus, rakyat perlu success story, dan rakyat perlu know-how yang kita milikia. Dengan memanfaatkan berbagai solusi praktis dan nyata yang kita dapatkan dari bangku kuliah maupun pengalaman lapangan, diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang semakin menumpuk. Pergerakan mahasiswa di era dunia datar harus lebih cerdas, lebih efektif, sehingga energi dan biaya yang kita miliki tidak mubadzir dan bisa dialokasikan untuk berbagai kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Teknologi informasi khususnya Internet dengan jumlah pengguna yang semakin besar di Indonesia bisa menjadi satu alternatif teknologi pendukung pergerakan mahasiswa.
Saya sebenarnya tidak berbicara muluk-muluk, tapi hanya sharing pengalaman, bagaimana kehidupan saya semasa menjadi aktifis mahasiswa. Saya sempat meniti karir di kepengurusan Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) dari level komisariat, komda, sampai menjadi ketua umum PPI Jepang tahun 2001-2003. Di sisi lain, saya juga bergerak di sisi keilmuwan dengan menjadi ketua umum asosiasi ilmiah yang dibuat mahasiswa Indonesia bernama IECI di tahun yang sama. Selain bergerak di darat, era dunia datar membuat saya juga harus bergerak di dunia maya, menciptakan usaha kreatif, menjalin kerjasama dengan organisasi lain, membangun komunitas maya, melakukan image branding, maupun mempengaruhi orang lain lewat tulisan di blog. Semua tetap saya lakukan dengan tetap menjaga prestasi akademik, karena tugas utama mahasiswa adalah belajar dan prestasi akademik adalah salah satu alat ukur keberhasilan mahasiswa dalam belajar.
Materi diskusi saya bagi menjadi dua topik utama.
  1. Modal dan strategi dasar seperti apa yang harus dimiliki mahasiswa pergerakan. Modal dasar ini penting, karena membuat teriakan kita, demo-demo kita, kritikan kita terasa bermakna alias tidak hampa
  2. Apa yang harus dipersiapkan mahasiswa menyambut era dunia datar. Internet adalah media yang sangat efisien dan efektif untuk mendukung pergerakan mahasiswa. Terkadang web-based influence tactics bisa lebih efektif dan efisien daripada teriakan mahasiswa di jalan yang kadang memacetkan ruas-ruas jalan jakarta yang sudah macet. Meskipun tentu saja pada timing yang lain, turun jalan juga adalah alternatif strategi yang harus kita tempuh.
PERGERAKAN MAHASISWA
Modal dan strategi dasar yang harus dimiliki mahasiswa yang merasa menjadi aktifis pergerakan saya gambarkan di bawah.
pergerakanmahasiswa.jpg
  • Jaga prestasi akademik, tugas utama mahasiswa adalah belajar, karena kedudukan di kampus membawa implikasi bahwa mahasiswa adalah seorang akademisi, pemikir, bergerak secara logis dan terukur. Kualitas intelektual kita terukur lewat nilai-nilai dari mata kuliah yang kita ikuti. Ingat bahwa teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
  • Madzab, pemikiran dan strategi pergerakan mahasiswa juga harus dikuasai. Ini bisa dilakukan dengan banyak membaca sejarah pergerakan mahasiswa di berbagai negara lain, membaca biografi tokoh pergerakan mahasiswa dimanapun berada, dan tentu saja yang sangat urgent adalah sejarah dan benang merah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Jangan sampai mahasiswa mengulang kesalahan yang dilakukan mahasiswa di era sebelumnya.
  • Benih-benih entrepreneurship harus dipupuk sejak masa mahasiswa. Mahasiswa harus berusaha mengatasi masalah finansial, karena kita harus memberikan teladan dan success storykepada masyarakat berhubungan dengan kemandirian finansial. Ingat, mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat dari kemiskinan. Kemandirian organisasi dan personelnya dari “sumbangan” pihak lain yang punya kepentingan, membuat independensi organisasi mahasiswa terjaga. Membuat teriakan kita tetap lantang kepada siapapun tanpa pandang bulu.
  • Konsistensi perdjoeangan adalah kekuatan karakter aktifis mahasiswa. Pahami hakekat dari kritik-kritik yang kita lakukan. Logikanya mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi. Think globally, but act locally.
  • Public speaking dan leadership, faktor penting dalam mempengaruhi orang, karena tidak mungkin mahasiswa dengan leadership dan public speaking yang buruk mengkritik kepemimpinan nasional
  • Opini lewat tulisan adalah faktor penting dalam teknik mempengaruhi ala mahasiswa. Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan. Pergerakan mahasiswa tak akan lepas dari masalah intelektualitas, daya pikir, daya kreatif dan perilaku berbasis otak yang lain.
PERGERAKAN MAHASISWA 2.0
Modal pergerakan mahasiswa diatas harus dikuasai, karena itu adalah modal minimal. Meskipun itu semua tidak cukup ketika kita bergerak di era dunia datar dengan perkembangan internet dan web yang semakin pesat yang saat ini menuju ke generasi kedua (Web 2.0).
Barrack Obama tidak hanya mengandalkan tim suksesnya secara penuh ketika mengupload video pidato dan kampanye lewat YouTube, tapi sebagian diupload oleh para pemilihnya dengan sukarela. Inilah keindahan user-generated contentInfluence tactics ala Web 2.0 ini saya yakin bisa dimanfaatkan oleh aktifis pergerakan mahasiswa, sehingga berbagai opini yang kita keluarkan akan lebih bergema, lebih luas dipahami masyarakat, dan wacana ini akan banyak dinikmati mahasiswa lain karena mahasiswa adalah pengakses Internet di Indonesia yang terbesar. Ingat menurutInternetWorldStats.com pengguna Internet di Indonesia mencapai 20 juta, dan menurut APJII bahkan 28 juta. Pengguna Internet di Indonesia bahkan lebih banyak daripada Spanyol atau negara tetangga kita yang ada di Asia. Tidak ada oplah media massa di Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta, kecuali TV tentunya yang menurut berbagai data mencapai angka 40 juta.
Kalau boleh saya gambarkan, pergerakan mahasiswa generasi kedua alias 2.0 saya pikir akan seperti gambar di bawah.
pergerakanmahasiswa2.jpg
  • Tebar Keshalehan Sosial dan Kreatifitas Maya. Ini adalah sumbangan besar mahasiswa plus sebagai solusi nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke pengguna Internet, tapi efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak mengenal Internet. Misalnya, download materi IlmuKomputer.Com mungkin hanya bisa dilakukan oleh pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di berbagai pelosok tanak air.
  • Lakukan Image Branding Lewat Dunia Maya. Sekali lagi dengan 20-28 juta penguna, Internet adalah media massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing dan branding baik untuk personal maupun organisasi.
  • Webpreneurship. Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis dana dari para pejabat, mentri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi. Pada saat memimpin PPI Jepang, saya juga berkonsentrasi ke kerjasama bisnis dengan berbagai perusahaan penerbangan, perusahaan telepon seluler dan bahkan perusahaan elektronik yang punya pasar ke Indonesia.
  • Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di Blog. Lanjutkan influence tactic yang sudah kita lakukan di media massa cetak, ke arah blogging di Internet. Bahkan ketika objek yang kita bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social networking semacam Friendster yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat, Indonesia pengguna Friendster nomor tiga sedunia.
  • Fokus di Core Competence. Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik pornografi di Internet ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi. Jurusan ilmu kehutanan yang kita geluti, juga seolah-olah tidak bermakna karena kita malah mengkritik sisi lain, ketika berteriak lantang tentang masalah kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau monopoli pemanfaatan hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti, juga kadang tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa, konsisten di kompetensi inti adalah jalan yang luruk, bijak dan bertanggungjawab. Jangan pernah mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu membuat kita dan segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.
  • Leadership di Komunitas Maya. Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas maya, sebagai penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.
Terakhir, tiga pesan saya untuk para aktifis pergerakan mahasiswa.
  1. Perdjoeangan yang mahasiswa lakukan adalah untuk memberi manfaat bagi rakyat. Semua itu bukan bertujuan untuk jalan kita menuju senayan (menjadi anggota DPR), jalan kita menjadi pejabat, jalan kita mendapatkan uang secara instan, atau jalan-jalan berpamrih lain yang membuat kita tidak ikhlash
  2. Ucapan menjadi bermakna ketika kita juga bergerak melakukan perubahan dan memberi contoh yang nyataThink globally but act locally.
  3. Kembalikan perdjoeangan ke karakter dan kredo mahasiswa yang sebenarnya. Mahasiswa adalah akademisi, pemikir muda, intelektual muda, entrepreneur muda dan agen perubahan bangsa. Baca kembali dengan detail semua visi, misi dan kredo organisasi pergerakan mahasiswa kita, pasti selalu menyebut masalah intelektualitas, jiwa pemikir dan kekuatan akademik lain. Karena itulah akar dan dasar kita bergerak.
Tetap dalam perdjoeangan!
sumber : http://romisatriawahono.net/

0 komentar:

TAHAPAN MEMULAI PENELITIAN UNTUK MAHASISWA GALAU

researchJujur, secara umum saya agak kecewa dengan pertanyaan mahasiswa tingkat akhir yang masuk lewat email, inbox FB dan group FB Intelligent Systems yang saya kelola. Bukan kecewa dengan kuantitas pertanyaan, tapi kecewa dengan kualitas pertanyaan yang seharusnya tidak pantas diajukan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi/tesis/disertasi. Pertanyaan yang membuktikan bahwa banyak mahasiswa yang: (1) tidak memahami alur mengerjakan penelitian, (2) tidak memahami bahwa penelitian itu seharusnya dimulai dengan studi literatur, (3) tidak berhasil memformulasikan pertanyaan penelitian, (4) dan secara umum tidak memahami dengan baik metode penelitian. Saya mencoba memberikan gambaran ringkas dan praktis bagaimana tahapan melakukan penelitian lewat tulisan ini. Tulisan saya buat khusus untuk mahasiswa di jurusan komputer, tapi secara umum juga bisa digunakan untuk mahasiswa jurusan lain.
1. TENTUKAN BIDANG GARAPAN KITA (RESEARCH FIELD)
Banyak mahasiswa yang sampai detik-detik terakhir mau skripsi/tesis masih belum mengerti akan menggeluti  bidang (field) apa di disiplin ilmu computing. Ini agak mengherankan, karena ini berarti mahasiswa tidak memahami isi mata kuliah yang 3-4 tahun dia ikuti, sehingga akhirnya tidak mengerti minat dan ketertarikannya di bidang (filed) apa. Ketika saya dulu mengikuti program undergraduate (S1) di Saitama University, Jepang, semester 4-5 pun saya sudah bisa menentukan minat dan ketertarikan saya kira-kira di bidang mana. Pada semester 5, saya juga sudah harus menentukan akan masuk ke lab penelitian apa (yang disusun berdasarkan bidang garapan (research field)). Sebenarnya kalau kurikulum di kampus kita sudah benar, satu mata kuliah itu menunjukkan satu cabang dari disiplin ilmu komputer, dan otomatis menunjukkan bidang penelitian yang bisa kita garap. Cara lain untuk melihat bidang garapan adalah dengan melihat journal ilmiah (transaction) yang ada di asosiasi bidang computing, contohnya adalah list transaction di ACM, dan IEEE Computer Society. Beberapa bidang garapan di disiplin ilmu computing, misalnya adalah: Software Engineering, Data Mining (Knowledge Discovery in Database), Image Processing, Information Retrieval, Networking, Human Computer Interaction, Soft Computing, Computational Intelligence, dsb. Sekarang yang penting adalah segera tentukan mana bidang garapan anda.
Sebagai contoh, saya memutuskan bahwa ketertarikan saya adalah pada bidang software engineering. Saya lanjutkan gerakan saya ke tahap kedua, menentukan topik penelitian saya.
2. TENTUKAN TOPIK/TEMA PENELITIAN KITA (RESEARCH TOPIC)
Setelah bidang garapan ditentukan, sekarang tentukan topik penelitian kita. Cara termudah menentukan topik atau tema penelitian kita adalah dengan membaca buku, paper, artikel yang berjudul “research trends on” dengan diikuti nama bidang yang kita pilih. Contohnya gunakan keyword: “research trends on software engineering”, kombinasi keyword pencarian selain itu adalah “research challenge on”, “research topics on”, dsb. Dari beberapa paper yang kita baca, kita akan ngerti tren penelitian di bidang yang kita garap apa saja. Kita juga bisa menganalisa tren penelitian yang muncul di bidang garapan kita dengan melihat issue (paling tidak sekitar 3 tahun terakhir) dari journal/transaction yang berhubungan. Beberapa contoh paper tentang research trend di suatu bidang ada di bawah:
Sebagai contoh, dari membaca series IEEE Transaction on Software Engineering, dan saya perkuat dengan tulisan Shafay Shamail dan Kitchenham di atas, saya memutuskan akan mengambil topik penelitian tentang Software Defect/Fault Prediction. Saya lanjutkan gerakan saya ke tahap berikutnya yaitu, menentukan masalah penelitian dari topik penelitian yang saya pilih.
3. TENTUKAN MASALAH PENELITIAN KITA (RESEARCH PROBLEMS)
Setelah ketemu topik atau tema penelitian, kita maju lagi lebih dalam, kita harus berhasil menemukan masalah penelitian yang ingin kita angkat dari topik penelitian tersebut. Ini tahapan yang paling sulit dalam penelitian, dan paling memakan banyak waktu, tapi kalau masalah penelitian sudah ketemu, jalan penelitian akan mulai terlihat. Bagaimana cara menentukan masalah penelitian? Cara tercepat adalah membaca paper dari journal ilmiah, dan mulai dari paper yg sifatnya review baru kemudian paper yg sifatnya technical. Note that, paper di journal ada dua jenis. Jenis yang pertama adalah “review paper”,  yang membahas review atau survey suatu topik penelitian. Jenis yang kedua adalah “technical paper”, yang membahas aspek teknis dari perbaikan metode/algoritma (method improvement) beserta hasil eksperimen dan evaluasi yang telah dilakukan. Mulailah dengan membaca paper berjenis “review paper”, karena akan sangat membantu kita dalam memahami topik penelitian kita secara mendalam dan komprehensif.
Metode yang digunakan untuk mereview penelitian dan merangkumkannya dalam “review paper” sudah mulai distandardkan oleh para peneliti. Di bidang ilmu software engineering, banyak peneliti yang merujuk ke metode Kitchenham dalam membuat “review paper”, dan judul menggunakan terminologi yang sama yaitu “Systematic Literature Review” atau disingkat SLR. Jadi kalau kita ingin menemukan “review paper” yang bagus, coba searching dengan keyword: “systematic literature review”, disamping tentunya tetap harus dicoba dengan menggunakan keyword ”review on” atau “survey on”, atau lebih dalam ke masalah penelitian dengan “research problem on” atau “research challenge on”. Contoh “review paper” yang baik adalah seperti di bawah. Ketika saya mengambil topik penelitian tentang software defect/fault prediction, maka paper pertama dari Hall et al. 2012 adalah paper yang wajib saya baca pertama kali.
Jangan berhenti, kejar semua “technical paper” yang ada di daftar referensi “review paper” di atas. Usahakan konsentrasi ke paper yang diterbitkan dalam journal yang diindex oleh ISI (thomson) atau SCOPUS (elsevier), supaya kita tidak pusing dengan paper conference yang kadang dibuat asal-asalan. Masalah penelitian juga kadang bisa kita temukan di bagian future work/research yang biasanya diletakkan sebelum conclusion dari suatu paper. Masalah penelitian bisa merupakan masalah baru, yang orang belum pernah mencoba memecahkannya (originality di masalah penelitian), bisa juga masalah yang sudah dicoba dipecahkan orang dengan cara dia, dan kita ingin memecahkan masalah tersebut dengan cara kita (originality di metode untuk memecahkan masalah) (Dawson, 2009).
Misalnya, bidang garapan saya adalah software engineering, di mana topik penelitian saya adalah tentang prediksi cacat software (software defect prediction). Dari hasil studi literatur (baik review paper maupun technical paper), masalah penelitian yang saya angkat ada dua, yaitu adanya masalah ”noisy attributes” dan “class imbalance” pada data set, yang akhirnya menyebabkan akurasi dan konsistensi (kehandalan) yang rendah pada prediksi cacat software. Saya kemudian susun landasan referensi yang memperkuat masalah penelitian yang saya angkat. Rangkuman masalah penelitian (Research Problems (RP)) dan literatur yang mendukung (literature supports) adalah seperti di bawah. Dari rangkuman di bawah, terlihat bahwa masalah penelitian (research problem) yang saya angkat ada dua, saya rangkumkan dalam RP1 (Research Problem 1) dan RP2 (Research Problem 2).
researchproblems
4. RANGKUMKAN METODE-METODE YANG ADA (STATE-OF-THE-ART METHODS)
Lakukan studi literatur lagi, pelajari semua penelitian yang tujuannya memecahkan masalah yang sama dengan yang kita lakukan. Pahami metode/algoritma terkini yang mereka gunakan untuk memecahkan masalah penelitian mereka (yang juga menjadi masalah penelitian kita). Ini yang saya sebut dengan existing methods (metode-metode yang ada) atau state-of-the-art methods, pada artikel sebelumnya tentang kiat menyusun latar belakang masalah penelitian.
Dalam bidang computing, metode biasanya berupa algoritma yang secara sistematis, logis dan matematis menyelesaikan masalah. Setiap bidang penelitian (field) di computing memiliki metode/algoritma yang khas untuk menyelesaikan masalah di bidangnya, meskipun beberapa kadang bias digunakan secara bersama. Contohnya pada bidang image processing, algoritma neural network digunakan untuk melakukan pengenalan (recognition) wajah, sidik jari. dsb. Note that identification process di image processing menganut trilogi detection-segmentation-recognition. Pada bidang data mining, algoritma neural network biasanya dipakai untuk proses estimasi dan juga prediksi rentet waktu. Bidang data mining biasanya membagi algoritma ke dalam 5 peran: estimasi, prediksi/forecasting, klasifikasi, klastering dan asosiasi. Contoh lain tentang metode, ada di artikel: kiat menyusun latar belakang masalah penelitian.
5. TENTUKAN METODE YANG KITA USULKAN (PROPOSED METHOD)
Inilah kekuatan dari penelitian kita. Kita harus bisa menentukan, membangun dan mengusulkan suatu metode/model (proposed method/model), yg kita harapkan bisa lebih baik  bila dibandingkan dengan metode-metode yang ada saat ini. Dan keunggulan metode yg kita usulkan tersebut harus dilandasi (reference), dibuktikan secara matematis, dan secara empiris lewat hasil eksperimen dan perbandingan dengan metode yang adas saat ini. Metode atau model yang kita usulkan itu tidak harus benar-benar baru, dalam artian, bisa saja dari state-of-the-art methods yang ada dan terakhir muncul (secara publikasi adalah yang paling baru), kita kemudian “menambahkan” sesuatu (algoritma, koefisien, formula, dsb), yang akhirnya ketika kita bandingkan dengan metode original, metode kita lebih baik (lebih cepat, lebih akurat, lebih konsisten, dsb). “Penambahan” yang kita lakukan dan akhirnya membuat pemecahan masalah menjadi lebih baik itulah yang disebut dengan kontribusi penelitian (contribution).
Setelah kita yakin dengan metode yang kita usulkan (tentu harus dilandasi secara kokoh oleh literatur terkini), maka kita susun Research Questions (RQ) dan Research Objective (RO) dari penelitian kita. Penelitian yang baik dan terencana harus tersusun sejak awal desain korelasi antara RP – RQ – RO. Contohnya, dari RP di tahap 3, saya membuat desain penelitian saya (korelasi RP-RQ-RO) seperti gambar di bawah. Untuk masalah “noisy attributes” saya mencoba menjawab dengan mencari “metode (algoritma) attribute weighting apa yang paling baik untuk prediksi cacat software?”, ini akan menjadi RQ1 saya . Setelah saya berhasil membandingkan secara empiris berbagai metode attribute weighting yang ada. Maka saya akan mengambil satu algoritma (metode) yang terbaik/terkini/state-of-the-art tersebut, dan kemudian mengusulkan improvement (perbaikan) dari algoritma tersebut. Sehingga untuk RQ2 saya, saya desain menjadi “bagaimana pengaruh metode attribute weighting yang saya usulkan (perbaiki) pada tingkat akurasi pada prediksi cacat software?”. Sedangkan RO-nya sendiri akan menyesuaikan dari RQ yang ada. Untuk RP2 juga secara umum mirip, hanya bukan masalah akurasi yang saya selesaikan, tapi konsisten dan reliability (kehandalan) dari classifier.
Jadi dapat disimpulkan bahwa desain penelitian saya terdiri dari dua masalah penelitian (RP1 dan RP2), empat pertanyaan penelitian (RQ1-RQ4) dan empat tujuan penelitian (RO1-RO4). Desain penelitian ini akan menjaga konsistensi dan kesinkronan penelitian kita, sehingga kita tidak bingung ketika merangkumkan penelitian kita dalam bentuk skripsi/tesis/disertasi. Dimulai dari dua masalah penelitian di RP1-RP2, ada 4 eksperimen yang kita lakukan untuk menjawab RQ1-RQ4, dan ada 4 kesimpulan yang akan kita tarik dari hasil penelitian yang kita lakukan.
korelasi RP - RQ - RO penelitian
Dilihat dari 5 tahapan memulai penelitian di atas, kita harus banyak baca paper. Di mana sumber literatur yang baik? Pertama coba ke google dan google scholar dulu. Untuk bidang komputer, berlangganan ACM plus dengan digital library yang berisi jutaan paper hanya 18USD/tahun. Silakanklik di link ini untuk jadi member. Terus, kira-kira berapa paper yang harus kita baca untuk menghasilkan penelitian yang baik? Patokan umum dan best practice untuk melakukan penelitian yang benar, lurus dan berkualitas, untuk level s1 kita paling tidak harus baca 20-70 paper, untuk level s2 kita sebaiknya membaca 70-200 paper, dan untuk level s3 diperlukan literatur sekitar 200-600 paper. Ini juga sekaligus menjawab pertanyaan mahasiswa yang sering ngeluh, banyak baca paper kok malah tambah pusing? Silakan ikuti best practice ini, maka kepala akan nyaman. Kepala jadi pusing ternyata bukan karena kita banyak membaca, tapi karena yang kita baca memang ”belum banyak” :)

0 komentar:

SERUNYA DUNIA KAMPUS

MINGGU lalu, okezone sudah memberikan hal-hal menarik yang bisa kamu lakukan sebelum lulus. Sekarang saatnya kamu intip daftar berikutnya. Dalam buku 101 Things To Do Before You Graduate, Patricia Hudak dan Jullien Gordon menuliskan hal-hal seru agar para mahasiswa dapat memaksimalkan pengalaman mereka dan bersiap menghadapi dunia. Berikut sepuluh poin kedua yang mereka jabarkan seperti dilansir The Huffington Post, Rabu (30/3/2011).
1. Selesaikan tugas satu minggu lebih awal
Ini adalah kesempatanmu untuk menemukan atau membuat tantangan yang sangat kamu sukai dan membuatmu larut menekuninya, yaitu dengan menyelesaikan tugas kuliah sesuai dengan tenggat waktumu sendiri, bukan batas yang diberikan dosen. Kamu perlu menantang diri sendiri untuk menyelesaikan tugas dengan sangat baik, dari pada sekadar untuk mendapatkan nilai. Hasil kerja yang baik jauh lebih bernilai dibandingkan nilai, ia akan menjadi pekerjaan yang kamu banggakan di samping nilai yang pasti kamu raih.
2. Publikasikan karyamu
Banyak cara untuk memublikasikan karyamu di kampus. Kamu bisa menulis opini untuk koran kampus sebagai cara membagikan idemu tentang isu yang sedang berkembang.  Kamu juga bisa menulis hasil penelitian yang kamu lakukan dengan dosenmu (lihat nomor 10). Atau kamu juga bisa menerbitkan buku. Dengan menerbitkan karyamu di media selain blogmu sendiri, akan menambah kredibilitas atas ide, pikiran, serta tulisanmu.
3. Lamar beasiswa
Banyak beasiswa tersedia untuk berbagai bidang studi jika kamu tekun mencarinya. Proses lamaranmu sendiri bernilai lebih di luar alikasimu diterima atau tidak. Menulis esai yang bisa membuatmu mendapatkan $10 ribu adalah semudah menulis semua esai yang pernah kamu buat. Kapan lagi punya kesempatan mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat, kan?
4. Sarjana 10 kali lebih siap
Meski kamu akan siap menghadapi dunia, kamu tetap harus lulus kuliah. Ketika banyak dari teman sekelasmu kembali ke rumah, kamu akan mendapatkan hasil dari yang kamu investasikan. Dengan lulus kuliah, kamu akan membuat orangtuamu bangga. Tapi yang paling penting, kamu akan membuat dirimu bangga dengan meraih gelar sarjana dan memersiapkan dirimu menghadapi hidup dengan lebih baik.
5. Berpartisipasi dalam tradisi kampus
Beberapa kampus memiliki tradisi unik yang membedakannya dengan kampus lain, seperti kekhasan ospek tiap kampus. Jangan lupa juga tradisi lain seperti tur kampus. Kamu bisa saja tidak mengikuti ritual 'kuno' atau 'norak' itu, tapi dengan begitu, kamu tidak akan merasakan asyiknya bersenang-senang bersama teman sekampus dan menjadi bagian dari sejarah kampusmu.
6. Menjadi pemimpin organisasi kampus  
Kepemimipinan kini menjadi mata uang nomor satu dalam pasar tenaga kerja. Ia lebih penting daripada nilai indeks prestasi kumulatif (IPK)-mu, fakultas atau jurusan yang kamu masuki, atau bahkan dari mana kampusmu. Masa kuliah adalah masa paling baik untuk mengembangkan sisi kepemimpinanmu karena banyak kesempatan yang bisa kamu ikuti. Misalnya dengan menjadi anggota badan eksekutif mahasiswa (BEM), himpunan mahasiswa (Hima), dan unit kegiatan mahasiswa (UKM)
7. Ikuti tur kampus
Tur kampus akan membantumu leih mengenal kampusmu dan mengajarimu hal-hal yang tidak kamu ketahui. Cari tahu tradisi kampusmu (lihat nomor 15), atau cari tahu jalan tercepat menuju kelasmu. Kampus menawarkan berbagai sumber daya dan kesempatan. Jika kamu tidak mengetahui apa yang ada di kampusmu, kamu akan kehilangan banyak hal dari biaya pendidikan yang sudah kamu bayar.
8. Hadiri kuliah umum
Dekanat atau rektorat ahli dalam mendatangkan berbagai pakar dan tokoh ke kampus. Tidak ada tempat lain di mana kamu bisa belajar langsung dari para ahli dan bertemu langsung dengan mereka selain kampus. Dengan menghadiri kuliah umum, kamu tak hanya mendapat berbagai pemikiran dari orang-orang besar tapi juga nilai lebih dari dosenmu.  
9. Masuk ke ikatan alumni
Ikatan alumni adalah tempat di mana kamu bisa mengembangkan jejaring dengan para profesional dari almamatermu. Jejaring ini dapat membantumu mengembangkan sisi profesional lewat proses mentoring baik secara formal maupun informal. Selain itu, ikatan alumni dapat menjadi wadah bagi kamu yang ingin mengeksplorasi berbagai tipe karier.
10.  Persiapkan ujian kelulusanmu
Seperti halnya kamu belajar ketika menghadapi ujian masuk ke perguruan tinggi, kamu juga sebaiknya mempersiapkan diri untuk ujian kelulusanmu di kampus. Dengan begitu, kamu tidak akan 'ngos-ngosan' ketika sidang kelulusan.  
(rhs)

0 komentar:

KULIAH VS KAMPUNG HALAMAN


kampung halaman adalah suatu hal yang menjadi motivasi tersendiri bagi para mahasiswa yang kuliah keluar daerahnya.  kita mendengar kata mahasiswa, hal yang pertama muncul dalam benak kita adalah seorang akademis, atau lebih sederhana orang yang berkecimpung dengan kegiatan belajar di bangku perkuliahan. Jika kita menengok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Jika kita bertolak pada pengertian ini maka tampak nyatalah bahwa seorang mahasiswa adalah manusia yang masa hidupnya tidak jauh dari dunia perkuliahan. Mungkin lebih dari itu mahasiswa adalah orang yang sibuk berkutat dengan dunia kampus.

Jika kita mencoba menilik kepada realitas yang ada di negeri kita, kita akan mendapati bahwa mahasiswa tidaklah hanya manusia yang sibuk dalam dunia perkuliahan. Mahasiswa di Indonesia juga berperan sebagai salah satu kontrol sosial yang sangat efektif dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Kita tengok saja bagaimana lengsernya dua presiden ini lengser, hal itu tidak bisa lepas dari peran mahasiswa yang sangat besar. Di sini kita dapat melihat bahwa mahasiswa tidak hanya menjadi stok pekerja yang disiapkan, dididik di kampus-kampus, namun lebih dari itu mahasiswa adalah salah satu motor penggerak dinamika berbangsa dan bernegara.

Dari fakta di atas kita bisa membentuk sebuah hipotesis bahwa mahasiswa di Indonesia memiliki andil besar dalam perjalanan bangsa. Mahasiswa di negeri ini tidaklah perlu menunggu hingga mereka lulus kuliah baru mereka akan bertindak terjun langsung dalam masyarakat. Pada kenyataannya peran mahasiswa sebagai kaum akademisi amat diperlukan untuk menggerakkan roda penggerak kemajuan bangsa.

Di negeri kita, peran serta mahasiswa sangat diharapkan untuk membantu masyarakat, menularkan ilmunya sekaligus wujud aplikasi ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Jika kita menggunakan teori memori, masa saat mahasiswa turun langsung inilah masa emas karena ilmu yang mereka terima langsung bisa diaplikasikan tanpa membuang waktu yang justru mungkin akan mengikis ingatan tentang ilmu yang mereka dapatkan di perkuliahan.

Saat ini saya berada di dunia perkuliahan, sepertinya saya merasa berada di antara dua kutub yang berlainan. Di satu sisi, saya bertemu dengan kelompok mahasiswa yang aktif dalam dunia perkuliahannya sehingga disibukkan dengan membaca buku-buku tebal yang menyita tenaga jika kita membawanya. Atau juga ada kelompok mahasiswa lain yang sibuk dalam kegiatan amal terjun langsung ke masyarakat. Namun, masalahnya, kelompok kedua ini terkadang mengabaikan dunia perkuliahan sehingga kapasitas keilmuannya menjadi kurang yang tentunya sangat disayangkan jika berbagi ilmu yang tidak lengkap kepada masyarakat yang haus akan ilmu.

Kelompok ketiga adalah kelompok mahasiswa yang menurut saya sangat memprihatinkan. Mereka tidak berada pada salah satu dari kedua kutub di atas. Mereka malah disibukkan dengan hal remeh temeh sekedar mencari pacar saat kuliah atau mengisi waktu luang dan sebagainya. Sangat miris tentunya jika kita melihat kondisi seperti ini. Padahal, harapan besar berada di pundak para mahasiswa, namun justru mahasiswanya menghabiskan waktu dengan hal-hal yang membuang waktu dan tidak mendatangkan manfaat.

Sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu tentu kita harus senantias ingat apa sebenarnya tujuan kita berada di kampus. Tujuan kita adalah menuntut ilmu, menuntut ilmu yang nantinya akan kita bagi dengan orang di sekeliling kita. Mahasiswa perantauan khususnya, tentu mereka telah berangkat dengan tanggung jawab besar untuk menuntut ilmu yang bisa membawa manfaat bagi daerahnya kelak. Jika kita mengingat bagaimana langkah awal kita menjejakkan kaki di kampus dan meninggalkan rumah, adakah kita rasakan tanggung jawab yang ada di pundak kita? Tanggung jawab untuk menuntut ilmu, menuntut ilmu yang tidak semata-mata menuntut ilmu untuk kebutuhanmu.

Wahai mahasiswa tuntutlah ilmu untuk dirimu dan orang-orang yang berada di sekitarmu. Tuntutlah ilmu yang membawa manfaat untukmu dan membawa manfaat besar bagi lingkunganmu, yang telah menaruh harapan besar di pundakmu. Harapan besar untuk membawa kemajuan bagi lingkungan di sekitarmu, dan lebih dari itu, membawa kemajuan di mana engkau dilahirkan. Tanah Air Indonesia…      

Mohammad Fauzi Setiawan Mahasiswa Psikologi
Univeristas Airlangga
Peserta PPSDMS Reg 4 Surabaya

0 komentar: