SERUNYA DUNIA KAMPUS

MINGGU lalu, okezone sudah memberikan hal-hal menarik yang bisa kamu lakukan sebelum lulus. Sekarang saatnya kamu intip daftar berikutnya. Dalam buku 101 Things To Do Before You Graduate, Patricia Hudak dan Jullien Gordon menuliskan hal-hal seru agar para mahasiswa dapat memaksimalkan pengalaman mereka dan bersiap menghadapi dunia. Berikut sepuluh poin kedua yang mereka jabarkan seperti dilansir The Huffington Post, Rabu (30/3/2011).
1. Selesaikan tugas satu minggu lebih awal
Ini adalah kesempatanmu untuk menemukan atau membuat tantangan yang sangat kamu sukai dan membuatmu larut menekuninya, yaitu dengan menyelesaikan tugas kuliah sesuai dengan tenggat waktumu sendiri, bukan batas yang diberikan dosen. Kamu perlu menantang diri sendiri untuk menyelesaikan tugas dengan sangat baik, dari pada sekadar untuk mendapatkan nilai. Hasil kerja yang baik jauh lebih bernilai dibandingkan nilai, ia akan menjadi pekerjaan yang kamu banggakan di samping nilai yang pasti kamu raih.
2. Publikasikan karyamu
Banyak cara untuk memublikasikan karyamu di kampus. Kamu bisa menulis opini untuk koran kampus sebagai cara membagikan idemu tentang isu yang sedang berkembang.  Kamu juga bisa menulis hasil penelitian yang kamu lakukan dengan dosenmu (lihat nomor 10). Atau kamu juga bisa menerbitkan buku. Dengan menerbitkan karyamu di media selain blogmu sendiri, akan menambah kredibilitas atas ide, pikiran, serta tulisanmu.
3. Lamar beasiswa
Banyak beasiswa tersedia untuk berbagai bidang studi jika kamu tekun mencarinya. Proses lamaranmu sendiri bernilai lebih di luar alikasimu diterima atau tidak. Menulis esai yang bisa membuatmu mendapatkan $10 ribu adalah semudah menulis semua esai yang pernah kamu buat. Kapan lagi punya kesempatan mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat, kan?
4. Sarjana 10 kali lebih siap
Meski kamu akan siap menghadapi dunia, kamu tetap harus lulus kuliah. Ketika banyak dari teman sekelasmu kembali ke rumah, kamu akan mendapatkan hasil dari yang kamu investasikan. Dengan lulus kuliah, kamu akan membuat orangtuamu bangga. Tapi yang paling penting, kamu akan membuat dirimu bangga dengan meraih gelar sarjana dan memersiapkan dirimu menghadapi hidup dengan lebih baik.
5. Berpartisipasi dalam tradisi kampus
Beberapa kampus memiliki tradisi unik yang membedakannya dengan kampus lain, seperti kekhasan ospek tiap kampus. Jangan lupa juga tradisi lain seperti tur kampus. Kamu bisa saja tidak mengikuti ritual 'kuno' atau 'norak' itu, tapi dengan begitu, kamu tidak akan merasakan asyiknya bersenang-senang bersama teman sekampus dan menjadi bagian dari sejarah kampusmu.
6. Menjadi pemimpin organisasi kampus  
Kepemimipinan kini menjadi mata uang nomor satu dalam pasar tenaga kerja. Ia lebih penting daripada nilai indeks prestasi kumulatif (IPK)-mu, fakultas atau jurusan yang kamu masuki, atau bahkan dari mana kampusmu. Masa kuliah adalah masa paling baik untuk mengembangkan sisi kepemimpinanmu karena banyak kesempatan yang bisa kamu ikuti. Misalnya dengan menjadi anggota badan eksekutif mahasiswa (BEM), himpunan mahasiswa (Hima), dan unit kegiatan mahasiswa (UKM)
7. Ikuti tur kampus
Tur kampus akan membantumu leih mengenal kampusmu dan mengajarimu hal-hal yang tidak kamu ketahui. Cari tahu tradisi kampusmu (lihat nomor 15), atau cari tahu jalan tercepat menuju kelasmu. Kampus menawarkan berbagai sumber daya dan kesempatan. Jika kamu tidak mengetahui apa yang ada di kampusmu, kamu akan kehilangan banyak hal dari biaya pendidikan yang sudah kamu bayar.
8. Hadiri kuliah umum
Dekanat atau rektorat ahli dalam mendatangkan berbagai pakar dan tokoh ke kampus. Tidak ada tempat lain di mana kamu bisa belajar langsung dari para ahli dan bertemu langsung dengan mereka selain kampus. Dengan menghadiri kuliah umum, kamu tak hanya mendapat berbagai pemikiran dari orang-orang besar tapi juga nilai lebih dari dosenmu.  
9. Masuk ke ikatan alumni
Ikatan alumni adalah tempat di mana kamu bisa mengembangkan jejaring dengan para profesional dari almamatermu. Jejaring ini dapat membantumu mengembangkan sisi profesional lewat proses mentoring baik secara formal maupun informal. Selain itu, ikatan alumni dapat menjadi wadah bagi kamu yang ingin mengeksplorasi berbagai tipe karier.
10.  Persiapkan ujian kelulusanmu
Seperti halnya kamu belajar ketika menghadapi ujian masuk ke perguruan tinggi, kamu juga sebaiknya mempersiapkan diri untuk ujian kelulusanmu di kampus. Dengan begitu, kamu tidak akan 'ngos-ngosan' ketika sidang kelulusan.  
(rhs)

0 komentar:

KULIAH VS KAMPUNG HALAMAN


kampung halaman adalah suatu hal yang menjadi motivasi tersendiri bagi para mahasiswa yang kuliah keluar daerahnya.  kita mendengar kata mahasiswa, hal yang pertama muncul dalam benak kita adalah seorang akademis, atau lebih sederhana orang yang berkecimpung dengan kegiatan belajar di bangku perkuliahan. Jika kita menengok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Jika kita bertolak pada pengertian ini maka tampak nyatalah bahwa seorang mahasiswa adalah manusia yang masa hidupnya tidak jauh dari dunia perkuliahan. Mungkin lebih dari itu mahasiswa adalah orang yang sibuk berkutat dengan dunia kampus.

Jika kita mencoba menilik kepada realitas yang ada di negeri kita, kita akan mendapati bahwa mahasiswa tidaklah hanya manusia yang sibuk dalam dunia perkuliahan. Mahasiswa di Indonesia juga berperan sebagai salah satu kontrol sosial yang sangat efektif dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Kita tengok saja bagaimana lengsernya dua presiden ini lengser, hal itu tidak bisa lepas dari peran mahasiswa yang sangat besar. Di sini kita dapat melihat bahwa mahasiswa tidak hanya menjadi stok pekerja yang disiapkan, dididik di kampus-kampus, namun lebih dari itu mahasiswa adalah salah satu motor penggerak dinamika berbangsa dan bernegara.

Dari fakta di atas kita bisa membentuk sebuah hipotesis bahwa mahasiswa di Indonesia memiliki andil besar dalam perjalanan bangsa. Mahasiswa di negeri ini tidaklah perlu menunggu hingga mereka lulus kuliah baru mereka akan bertindak terjun langsung dalam masyarakat. Pada kenyataannya peran mahasiswa sebagai kaum akademisi amat diperlukan untuk menggerakkan roda penggerak kemajuan bangsa.

Di negeri kita, peran serta mahasiswa sangat diharapkan untuk membantu masyarakat, menularkan ilmunya sekaligus wujud aplikasi ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Jika kita menggunakan teori memori, masa saat mahasiswa turun langsung inilah masa emas karena ilmu yang mereka terima langsung bisa diaplikasikan tanpa membuang waktu yang justru mungkin akan mengikis ingatan tentang ilmu yang mereka dapatkan di perkuliahan.

Saat ini saya berada di dunia perkuliahan, sepertinya saya merasa berada di antara dua kutub yang berlainan. Di satu sisi, saya bertemu dengan kelompok mahasiswa yang aktif dalam dunia perkuliahannya sehingga disibukkan dengan membaca buku-buku tebal yang menyita tenaga jika kita membawanya. Atau juga ada kelompok mahasiswa lain yang sibuk dalam kegiatan amal terjun langsung ke masyarakat. Namun, masalahnya, kelompok kedua ini terkadang mengabaikan dunia perkuliahan sehingga kapasitas keilmuannya menjadi kurang yang tentunya sangat disayangkan jika berbagi ilmu yang tidak lengkap kepada masyarakat yang haus akan ilmu.

Kelompok ketiga adalah kelompok mahasiswa yang menurut saya sangat memprihatinkan. Mereka tidak berada pada salah satu dari kedua kutub di atas. Mereka malah disibukkan dengan hal remeh temeh sekedar mencari pacar saat kuliah atau mengisi waktu luang dan sebagainya. Sangat miris tentunya jika kita melihat kondisi seperti ini. Padahal, harapan besar berada di pundak para mahasiswa, namun justru mahasiswanya menghabiskan waktu dengan hal-hal yang membuang waktu dan tidak mendatangkan manfaat.

Sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu tentu kita harus senantias ingat apa sebenarnya tujuan kita berada di kampus. Tujuan kita adalah menuntut ilmu, menuntut ilmu yang nantinya akan kita bagi dengan orang di sekeliling kita. Mahasiswa perantauan khususnya, tentu mereka telah berangkat dengan tanggung jawab besar untuk menuntut ilmu yang bisa membawa manfaat bagi daerahnya kelak. Jika kita mengingat bagaimana langkah awal kita menjejakkan kaki di kampus dan meninggalkan rumah, adakah kita rasakan tanggung jawab yang ada di pundak kita? Tanggung jawab untuk menuntut ilmu, menuntut ilmu yang tidak semata-mata menuntut ilmu untuk kebutuhanmu.

Wahai mahasiswa tuntutlah ilmu untuk dirimu dan orang-orang yang berada di sekitarmu. Tuntutlah ilmu yang membawa manfaat untukmu dan membawa manfaat besar bagi lingkunganmu, yang telah menaruh harapan besar di pundakmu. Harapan besar untuk membawa kemajuan bagi lingkungan di sekitarmu, dan lebih dari itu, membawa kemajuan di mana engkau dilahirkan. Tanah Air Indonesia…      

Mohammad Fauzi Setiawan Mahasiswa Psikologi
Univeristas Airlangga
Peserta PPSDMS Reg 4 Surabaya

0 komentar: